Rabu, 25 Februari 2015
Rabu, 25 Desember 2013
Blog sebagai media aktif e-learning
Posted by M rifqi Hidayatullah | 07.40 Categories: Artikel, e-learning
Blog, Media Aktif Guru dan Siswa
Sebagai Implementasi Pembelajaran e-learning
Oleh: Moh. Rifqi Hidayatullah
Tekhnologi dan kurikulum 2013
Perkembangan teknologi dan komunikasi semakin
hari kian terasa. Berawal dari sebuah alat luar biasa yang diciptakan oleh Charles
Babbage seorang pakar matematik pada tahun 1822 dan kini terus berkembang
menjadi gadget canggih di era globalisasi ini. Penyebaran informasi dan
akses telekomunikasi pun semakin lebih cepat dan mudah. Tidak dapat dipungkiri
hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi
masyarakat, baik kalangan terpelajar maupun bukan kalangan terpelajar dengan berdampak
positif atau pun negatif tergantung pemanfaatannya.
Apalagi dengan adanya kurikulum baru ini,
kurikulum yang sering disapa dengan sebutan kurikulum 2013 ini lebih
mengutamakan keaktifan siswa dalam proses belajar. Hal ini dikarenakan
siswa diberi pengayaan materi tambahan selain materi umum yang diberikan.
Penambahan materi atau pengayaan materi ini bertujuan agar setiap
individu lebih menguasai pelajaran yang diminatinya. Namun, dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 terutama dalam hal pengayaan ini tidak semuanya berjalan dengan
baik karena pengayaan biasanya di lakukan di luar jam belajar mengajar dan hal
ini sangat merepotkan bagi sebagian guru dan siswa yang mempunyai keterbatasan
dalam hal waktu dan tempat.
Namun bagi beberapa guru atau siswa yang mengenali
akan fungsinya ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini tidaklah berarti apa-apa
bahkan memberikan keuntungan tersendiri bagi dunia pendidikan terutama dalam
proses pembelajaran. Guru dan siswa yang selama ini menggunakan hari-hari
efektif pembelajaran di kelas atau bahkan di lingkungan kampus sekolah untuk
melangsungkan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) kini tidak lagi dibatasi
oleh ruang dan waktu. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kelangsungan proses belajar
mengajar bukan hanya pada saat jam pelajaran di sekolah melainkan juga pada
saat di luar jam pelajaran sekolah, misalnya di rumah ataupun di tempat-tempat
lain.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang sangat pesat mendorong mereka memanfaatkan sistem e-learning untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas
pembelajaran. Meskipun banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas
pembelajaran menggunakan sistem e-learning cenderung sama bila dibanding dengan
pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh
dengan e-learning adalah dalam hal
fleksibilitasnya. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan
saja dan dari mana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan
berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui
oleh pengajar.
Merancang media aktif e-learning.
Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi
mengenai pembelajaran e-learning , seperti yang dipaparkan oleh
Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e”atau singkatan dari
elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala
teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi
elektronik internet. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-Learning
is a generic term for all technologically supported learning using an array of
teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,
teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based
training or computer aided instruction also commonly referred to as online
courses. Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning
sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN,atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan perlu
adanya suatu media agar siswa aktif mengeksplore apa yang menjadi peminatnya.
Siswa tidak akan merasakan kesulitan dalam hal ruang dan waktu lagi.
Dari 2 hal ini, kita dapat menggunakan
fasilitas yang ada di internet untuk digunakan sebagai media aktif dalam
penggunaan e-learning. Media aktif yang paling tepat digunakan adalah blog.
Blog berasal dari kata Web dan Log (WEBLOG) adalah situs web yang berisi
tulisan, artikel atau informasi bermanfaat yang diupdate (diperbarui) secara
teratur dan dapat diakses secara online baik untuk umum maupun pribadi. Adapun
faktor yang mendukung blog sebagai media aktif pembelajaran:
- Postingan yang dapat diperbarui, blog bisa digunakan untuk membuat postingan yang bertahap.
- Category blog, fasilitas blog yang dapat dimanfaatkan agar postingan blog dapat dikelompokan sesuai kategori masing-masing.
- Html / java script, fitur yang dapat digunakan para siswa agar dapat memberikan nilai estetika ke dalam blog.
- Dapat disisipi media lainnya, video, music, flash, dll. Tidak hanya tulisan, blog juga disisipi media pendukung e-learning lainnya agar pembelajaran berlangsung lebih menarik.
- Blog grup, hal ini akan sangat bermanfaat apabila diterapkan dalam sistem kerja kelompok. tentunya dalam hal pendidikan.
Terselip tugas kecil
Implementasi e-learning dalam media
aktif blog merupakan salah satu pemilihan yang cukup sesuai. Peran dari setiap
individu sangat penting dalam mensosialisasikan keberadaan blog sebagai media
pembelajaran e-learning Namun dalam kenyataannya, tidak semua kalangan
mengerti akan fungsinya blog di dunia pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah
menjadi salah satu lembaga yang cukup signifikan dalam menginformasikan serta
menggerakan elemen yang ada di dunia pendidikan. Elemen yang menjadi sasaran
pokok pemerintah yang dapat dijadikan objek adalah lembaga sekolah menengah
pertama (SMP) ataupun sekolah menengah atas (SMA). Adapun 3 hal yang bisa
dilakukan sebagai implementasi blog di dunia pendidikan adalah:
1. Web sekolah. Pemerintah
setempat diharapkan memberikan kebijakan setiap sekolah wajib memiliki web
sekolah yang aktif dan selalu mengupdate informasi seputar dunia pendidikan
yang ada di sekolah masing-masing. Dengan adanya web sekolah, semua elemen,
baik di dalam atau di luar sekolah diharapkan bisa mengakses informasi penting
mengenai sekolah tersebut.
2. Blog guru. Ketika web
sekolah telah ada, hal berikutnya yakni membuat setiap guru yang ada di sekolah
diharapkan agar memiliki blog pribadi masing-masing untuk membantu penerapan e-learning.
Blog guru yang dibuat, diharapkan bisa mempermudah siswa untuk mengakses
setiap materi pembelajaran yang ada di sekolah. Selain itu, guru juga bisa
menjadikan blognya sebagai sarana dalam memberikan tugasnya ke siswa.
3. Blog siswa. Dan yang
terakhir agar penerapan blog sebagai media pembelajaran e-learning lebih
optimal, diharapkan setiap individu untuk memiliki blog pribadi yang dibuat
untuk kegiatan belajar mengajar. Setiap individu dapat mengirimkan tugasnya
dengan membuat postingan di blog. Hal ini diharapkan agar para siswa aktif baik
di dalam maupun di luar kelas.
Kemudian untuk menjaga letup semangat semua
elemen dalam hal keaktifan blog, hal yang perlu dilakukan adalah memberikan reward
kepada siapapun yang bersungguh-sungguh dalam mengelola blog yang dimiliki.
Pemerintah pun bisa mengadakan penilaian dan memberikan reward bagi
sekolah yang senantiasa aktif dalam mengupdate setiap informasi penting dan
bermanfaat. Tidak lupa juga penilaian dan reward bisa diberikan kepada
guru atau siswa dengan blog pribadi yang memberikan banyak manfaat bagi orang
di sekitarnya.
Dan kita yakin pada dasarnya semua hal
dilakukan dalam penerapan blog sebagai media pembelajaran e-learning adalah
memunculkan kembali budaya baca-tulis agar selalu berkibar di tangan pemuda
Indonesia.
Untuk itu, mari kita mulai diri sendiri, dari hal
kecil, dan dari sekarang!
Senin, 23 September 2013
Siswa Ubah Cangkang Telur Jadi Pasta Gigi
Posted by M rifqi Hidayatullah | 07.18 Categories: Artikel, Inspirasi, Karya Anak Bangsa
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta mengubah cangkang telur bebek menjadi pasta gigi yang diklaim lebih sehat dibanding pasta gigi pabrikan yang banyak mengandung fluoride.
Karya siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, Fransisca Maria dan Fadillah Zahra itu, menjadi salah satu dari 56 kelompok peserta Lomba Teknologi Tepat Guna antarsiswa SMA dan sederajat yang digelar di Taman Pintar Yogyakarta, Kamis (19/9).
"Cangkang telur bebek memiliki kandungan kalsium dan magnesium yang cukup tinggi, sehingga sangat cocok bila digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pasta gigi. Cangkang telur juga tidak mengandung polutan," kata Fransisca Maria siswa SMA 6 Yogyakarta yang membuat pasta gigi dari cangkang telur.
Kulit telur bebek yang telah dibersihkan dan dikeringkan kemudian dihancurkan hingga lembut. Bahan tersebut kemudian dicampur dengan minyak peppermint, gliserin, dan ekstrak daun sirih, serta air jeruk nipis untuk memberikan rasa segar pada pasta gigi yang dibuat.
Sumber: http://berita.plasa.msn.com
Karya siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, Fransisca Maria dan Fadillah Zahra itu, menjadi salah satu dari 56 kelompok peserta Lomba Teknologi Tepat Guna antarsiswa SMA dan sederajat yang digelar di Taman Pintar Yogyakarta, Kamis (19/9).
"Cangkang telur bebek memiliki kandungan kalsium dan magnesium yang cukup tinggi, sehingga sangat cocok bila digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pasta gigi. Cangkang telur juga tidak mengandung polutan," kata Fransisca Maria siswa SMA 6 Yogyakarta yang membuat pasta gigi dari cangkang telur.
Kulit telur bebek yang telah dibersihkan dan dikeringkan kemudian dihancurkan hingga lembut. Bahan tersebut kemudian dicampur dengan minyak peppermint, gliserin, dan ekstrak daun sirih, serta air jeruk nipis untuk memberikan rasa segar pada pasta gigi yang dibuat.
Sumber: http://berita.plasa.msn.com
Parfum Temuan Siswi SMU dari Kotoran Sapi
Posted by M rifqi Hidayatullah | 07.16 Categories: Artikel, Inspirasi, Karya Anak Bangsa
Dwi Nailul Izzah (16) salah seorang siswa peneliti karya ilmiah Limbah Peternakan Sapi (LPS)-Air Freshener, yang meraih juara pertama tingkat nasional pada ajang Indonesian Science Project Olympiade (ISPO) 2013, memasukan cairan kotoran sapi saat proses penyulingan kotoran sapi menjadi pengharum ruagan alternatif ramah lingkungan di Laboratorium SMA Muhammadiyah Babat, Lamongan, Jatim, Senin (11/3). ANTARA/Syaiful Arif
TEMPO.CO, Lamongan: Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki Aprianti, keduanya siswa SMU Muhammadiyah Babat, Lamongan, betul-betul kreatif. Mereka menciptakan pengharum ruangan dari tinja sapi. Karya mereka meraih Juara III ajang International Environment Project Olympiade (INEPO) 2013 di Istanbul, Turki, pada 17-20 Mei 2013.
Nailul Izzah dan Rintya bersaing ketat dalam adu karya dengan peserta dari 50 negara, diantaranya adalah Kanada, Denmark, Finlandia, Jerman, Italia, Portugal, Malaysia, Amerika Serikat, Rusia dan Polandia. Sebelum dilombahkan di Istanbul, karya dua siswa itu berhasil meraih juara pertama tingkat nasional ajang Indonesian Science Project Olympiade (ISPO) 2013.
Prestasi kedua siswa itu mendapat respons positif pemerintah Kabupaten Lamongan. Menurut juru bicara pemerintah Kabupaten Lamongan, Mohammad Zamroni, pemerintah sudah menjadwalkan pengajuan hak paten atas pengharum ruangan di Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Kementerian Hukum dan HAM. “Kami yang akan mendaftarkan,” kata Zamroni pada Tempo, 21 Mei 2013.
Kedua siswi tersebut sebelumnya pernah mempresentasikan karya mereka di depan Bupati Lamongan Fadeli di Guest House Pemerintah Kabupaten Lamongan, Kamis, 7 Maret 2013. Mereka menceritakan pengharum dari kotoran sapi dibuat dengan biaya murah, yakni Rp 21 ribu yang bisa menghasilkan kemasan berisi 225 mililiter. Sebagai perbandingan, produk pengharum ruangan di pasaran di jual Rp 39.900 untuk kemasan 275 gram.
Bukan tanpa alasan kedua siswa itu memilih kotoran sapi sebagai bahan baku pembuatan pengharum. Ini merujuk pada persyaratan panitia INEPO 2013 yang diantaranya memberi syarat bahan baku harus yang mudah ditemukan di semua negara. Mereka pun memilih bahan baku kotoran sapi yang mudah didapat. Apalagi, Kabupaten Lamongan memiliki populasi sapi yang berlebih. Pada 2012 saja, populasi sapi mencapai 116.963 ekor.
Sekolah menyambut gembira prestasi peraih prestasi tinggi dan bergengsi di bidang ilmu pengetahuan. "Kami bersyukur," kata guru pengasuh SMU Muhammadiyah Babat, Emzita Taufiq pada Tempo, Selasa 21 Mei 2013 lalu.
Langganan:
Postingan (Atom)