Rabu, 25 Desember 2013

Blog sebagai media aktif e-learning

Posted by M rifqi Hidayatullah | 07.40 Categories: ,

Blog, Media Aktif Guru dan Siswa
Sebagai Implementasi Pembelajaran e-learning
Oleh: Moh. Rifqi Hidayatullah
                                                                                        
Tekhnologi dan kurikulum 2013
Perkembangan teknologi dan komunikasi semakin hari kian terasa. Berawal dari sebuah alat luar biasa yang diciptakan oleh Charles Babbage seorang pakar matematik pada tahun 1822 dan kini terus berkembang menjadi gadget canggih di era globalisasi ini. Penyebaran  informasi dan akses telekomunikasi pun semakin lebih cepat dan mudah. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masyarakat, baik kalangan terpelajar maupun bukan kalangan terpelajar dengan berdampak positif atau pun negatif tergantung pemanfaatannya.
Apalagi dengan adanya kurikulum baru ini, kurikulum yang sering disapa dengan sebutan kurikulum 2013 ini lebih mengutamakan keaktifan siswa dalam proses belajar. Hal ini dikarenakan siswa diberi pengayaan materi tambahan selain materi umum yang diberikan. Penambahan materi atau pengayaan materi ini bertujuan agar setiap individu lebih menguasai pelajaran yang diminatinya. Namun, dalam pelaksanaan kurikulum 2013 terutama dalam hal pengayaan ini tidak semuanya berjalan dengan baik karena pengayaan biasanya di lakukan di luar jam belajar mengajar dan hal ini sangat merepotkan bagi sebagian guru dan siswa yang mempunyai keterbatasan dalam hal waktu dan tempat.
Namun bagi beberapa guru atau siswa yang mengenali akan fungsinya ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini tidaklah berarti apa-apa bahkan memberikan keuntungan tersendiri bagi dunia pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa yang selama ini menggunakan hari-hari efektif pembelajaran di kelas atau bahkan di lingkungan kampus sekolah untuk melangsungkan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) kini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kelangsungan proses belajar mengajar bukan hanya pada saat jam pelajaran di sekolah melainkan juga pada saat di luar jam pelajaran sekolah, misalnya di rumah ataupun di tempat-tempat lain.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong mereka memanfaatkan sistem e-learning untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan sistem e-learning cenderung sama bila dibanding dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan e-learning adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar.
Merancang media aktif e-learning.
Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi mengenai pembelajaran  e-learning , seperti yang dipaparkan oleh Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e”atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses. Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN,atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan perlu adanya suatu media agar siswa aktif mengeksplore apa yang menjadi peminatnya. Siswa tidak akan merasakan kesulitan dalam hal ruang dan waktu lagi.
Dari 2 hal ini, kita dapat menggunakan fasilitas yang ada di internet untuk digunakan sebagai media aktif dalam penggunaan e-learning. Media aktif yang paling tepat digunakan adalah blog. Blog berasal dari kata Web dan Log (WEBLOG) adalah situs web yang berisi tulisan, artikel atau informasi bermanfaat yang diupdate (diperbarui) secara teratur dan dapat diakses secara online baik untuk umum maupun pribadi. Adapun faktor yang mendukung blog sebagai media aktif pembelajaran:
  1.  Postingan yang dapat diperbarui, blog bisa digunakan untuk membuat postingan yang bertahap.
  2. Category blog, fasilitas blog yang dapat dimanfaatkan agar postingan blog dapat dikelompokan sesuai kategori masing-masing.
  3. Html / java script, fitur yang dapat digunakan para siswa agar dapat memberikan nilai estetika ke dalam blog.
  4. Dapat disisipi media lainnya, video, music, flash, dll. Tidak hanya tulisan, blog juga disisipi media pendukung e-learning lainnya agar pembelajaran berlangsung lebih menarik.
  5. Blog grup, hal ini akan sangat bermanfaat apabila diterapkan dalam sistem kerja kelompok. tentunya dalam hal pendidikan.
Terselip tugas kecil
Implementasi e-learning dalam media aktif blog merupakan salah satu pemilihan yang cukup sesuai. Peran dari setiap individu sangat penting dalam mensosialisasikan keberadaan blog sebagai media pembelajaran e-learning Namun dalam kenyataannya, tidak semua kalangan mengerti akan fungsinya blog di dunia pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah menjadi salah satu lembaga yang cukup signifikan dalam menginformasikan serta menggerakan elemen yang ada di dunia pendidikan. Elemen yang menjadi sasaran pokok pemerintah yang dapat dijadikan objek adalah lembaga sekolah menengah pertama (SMP) ataupun sekolah menengah atas (SMA). Adapun 3 hal yang bisa dilakukan sebagai implementasi blog di dunia pendidikan adalah:
1.   Web sekolah. Pemerintah setempat diharapkan memberikan kebijakan setiap sekolah wajib memiliki web sekolah yang aktif dan selalu mengupdate informasi seputar dunia pendidikan yang ada di sekolah masing-masing. Dengan adanya web sekolah, semua elemen, baik di dalam atau di luar sekolah diharapkan bisa mengakses informasi penting mengenai sekolah tersebut.
2.      Blog guru. Ketika web sekolah telah ada, hal berikutnya yakni membuat setiap guru yang ada di sekolah diharapkan agar memiliki blog pribadi masing-masing untuk membantu penerapan e-learning. Blog guru yang dibuat, diharapkan bisa mempermudah siswa untuk mengakses setiap materi pembelajaran yang ada di sekolah. Selain itu, guru juga bisa menjadikan blognya sebagai sarana dalam memberikan tugasnya ke siswa.
3.      Blog siswa. Dan yang terakhir agar penerapan blog sebagai media pembelajaran e-learning lebih optimal, diharapkan setiap individu untuk memiliki blog pribadi yang dibuat untuk kegiatan belajar mengajar. Setiap individu dapat mengirimkan tugasnya dengan membuat postingan di blog. Hal ini diharapkan agar para siswa aktif baik di dalam maupun di luar kelas.
Kemudian untuk menjaga letup semangat semua elemen dalam hal keaktifan blog, hal yang perlu dilakukan adalah memberikan reward kepada siapapun yang bersungguh-sungguh dalam mengelola blog yang dimiliki. Pemerintah pun bisa mengadakan penilaian dan memberikan reward bagi sekolah yang senantiasa aktif dalam mengupdate setiap informasi penting dan bermanfaat. Tidak lupa juga penilaian dan reward bisa diberikan kepada guru atau siswa dengan blog pribadi yang memberikan banyak manfaat bagi orang di sekitarnya. 
Dan kita yakin pada dasarnya semua hal dilakukan dalam penerapan blog sebagai media pembelajaran e-learning adalah memunculkan kembali budaya baca-tulis agar selalu berkibar di tangan pemuda Indonesia. 
Untuk itu, mari kita mulai diri sendiri, dari hal kecil, dan dari sekarang!

 

https://www.facebook.com/indberprestasi