JAKARTA - Presiden RI ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie (B.J. Habibie) menegaskan perlunya generasi muda untuk terus belajar dan konsisten terhadap pengembangan karya-karya teknologi anak bangsa.
B.J. Habibie juga mengungkap sejarah pengembangan pesawat terbang yang pernah dibuatnya beberapa dekade lalu.
Dalam acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-18 tahun 2013 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), beliau mengungkap sejarah dan sepak terjangnya dalam dunia kedirgantaraan.
Habibie berharap generasi muda bisa belajar dari kesalahan, dan melanjutkan perjuangan bangsa melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kita harus belajar untuk melanjutkan perjuangan itu, dengan apa adanya, belajar dari kesalahan," ungkap Habibie dalam penyampaiannya pada acara Rakornas Hakteknas ke-18, Rabu (28/8/2013), yang mengambil tema "Inovasi untuk kemajuan bangsa: sinergi Iptek, pendidikan dan industri untuk mendorong inovasi nasional dalam rangka peningkatan daya saing ekonomi".
50 Tahun Silam
Dalam perjalanannya, kata Habibie, 50 tahun yang telah dilalui itu seharusnya sudah menjadikan Kedirgantaraan nasional yang paling maju. Habibie menceritakan, pada 1996, ia membuat rumusan Pusat Unggulan Pendidikan Tinggi Teknologi Dirgantara.
"Berdasarkan pengalaman dalam rangka merencanakan dan mengembangkan industri Dirgantara IPTN selama 23 tahun terakhir. Pemikiran-pemikiran disampaikan kepada tim persiapan pembuatan pusat unggulan pendidikan tinggi teknologi dirgantara secara berkesinambungan sejak Juni 1996," ujarnya kepada hadirin Rakornas Ristek di ruang Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada 1996, orang-orang pintar dibidang dirgantara dikumpulkan untuk memberi masukan mengenai pengembangan pesawat. Habibie sendiri bertindak sebagai pembina dan pengarah.
Sayangnya, upaya mengembangkan armada angkut berkapasitas sekira 50-60 penumpang itu yang sempat diterbangkan pada 1995 mengalami 'mati suri, lantaran politik'. N250, pesawat baling-baling ini menggunakan sistem 'fly-by-wire', yang dikatakan Habibie tidak kalah hebat dengan pesawat terbang buatan luar.
"Kita harus belajar. Pengembangan (pesawat terbang itu) harus dilanjutkan," imbuhnya.
Sumber: http://berita.plasa.msn.com
0 komentar:
Posting Komentar